Selasa, 17 Januari 2012

ahmad bustomi 19

Berikut adalah cerita Masa kecil seorang Ahmad Bustomi, terlahir di Jombang, 25 tahun yang lalu. Kedua orang tuanya, Jumari dan Sumiati mencari nafkah dengan membuka bengkel cat mobil.
Keluarga Bustomi tidak memiliki akar sepakbola. Namun dalam dirinya sudah ada ketertarikan yang besar pada si kulit bundar. Sejak usia 11 bulan, Bustomi sudah lancar menendang-nendang bola.
Ketika memasuki Sekolah Menengah Pertama, Bustomi meminta kedua orang tuanya memasukkannya ke sekolah sepakbola. Keinginan itu direspon positif oleh kedua orang tuanya. Karena buta dengan dunia sepakbola, kedua orang tuanya meminta Bustomi memilih sendiri sekolah sepakbola yang disukainya.
Akhirnya Bustomi menjatuhkan pilihannya pada SSB Unibraw 82. Setiap minggu, sang ayah, Jumari, dengan setia mengantar anaknya berlatih di sekolah sepakbola tersebut. Bakat Bustomi pun terasah di sekolah tersebut. Tidak hanya itu, dirinya juga berkesempatan membela Unibraw 82 mengikuti turnamen junior. Bustomi menjadi pemain inti kala itu.
Setelah itu, gerbang kesuksesan Bustomi terbuka. Dirinya terpilih untuk masuk ke dalam tim junior klub Persema. Tim sepakbola elit kota Apel ini memang menjadi klub bola favorit Bustomi sejak kecil.
Namun sebelum sampai ke gerbang tersebut, keputusasaan pernah bergelayut di benak Bustomi. Ceritanya, dia mengalami cedera berat dan gagal terpilih menjadi pemain terbaik dalam laga Piala Jawa Pos bersama Unibraw. Jegalan keras pemain lawan membuat Bustomi tidak dapat melanjutkan pertandingan dan harus berjalan terpincang-pincang beberapa saat setelahnya.
Bustomi jadi malas berlatih, ia kecewa dengan dirinya sendiri. Namun sang ayah mendorongnya agar terus mengejar mimpinya. Ia tahu, Bustomi mencintai sepakbola dan berbakat di bidang tersebut. Setelah dinasihati sang ayah, perlahan Bustomi bangkit kembali. Setelah sembuh dari cedera, setiap hari pria yang akrab disapa Cimot ini berlari menempuh jarak 11 kilo untuk menambah staminanya.
Karir Bustomi semakin meningkat sejak bergabung di Persema junior. Ketika berusia 16 tahun, ia direkrut bergabung dalam tim Persatuan Sepakbola Kota Batu. Saat itu ia masih duduk di bangku SMU.
Bakat Bustomi di lapangan hijau di usia semuda itu membuat dirinya menarik minat sejumlah klub. Salah satunya Persema Malang. Bustomi pun berkesempatan kembali mengikuti seleksi untuk tim tersebut. Namun kali ini di jenjang senior, dengan kontrak untuk menjadi pemain tetap.
Hal tersebut sempat sedikit terhambat oleh keadaan ekonomi keluarga Bustomi yang pas-pasan. Bustomi hampir batal mengikuti seleksi Persema karena sepatu bolanya rusak. Namun dukungan dari kedua orang tuanya tak berhenti demi cita-cita anaknya. Mereka menjual perhiasan demi membelikan sepatu bola baru bagi sang anak. Sang anak membayar dengan lolos dari seleksi tersebut dan menjadi pemain inti di Persema.
Bustomi membela Persema selama 3 musim, yakni dari tahun 2005 hingga 2008. Penampilannya yang gemilang membuat dirinya terpanggil membela timnas U23 di Sea Games tahun 2007.
Namun Bustomi baru benar-benar bersinar setelah pindah ke Arema Malang. Klub rival sekota Persema tersebut memang memiliki gengsi yang lebih besar, namun permainan individu Bustomi lah yang berperan membuat namanya terangkat.
Kini, Bustomi menjadi andalan lini tengah timnas Indonesia senior. Sayang usaha mengangkat trofi Internasional pertamanya gagal terwujud sekarang, semoga untuk kedepannya dia mampu untuk mewujudkan itu semua.  Bustomi memang pemain bertipe jangkar. Namun bukan sebagai perusak yang hanya merebut bola dari lawan. Bustomi memiliki kemampuan alami untuk menjadi pengatur ritem permainan. Layaknya konduktor ia berkerja memaksimalkan aliran bola rekan-rekannya dari belakang ke depan dan memutuskan alur serangan lawan. Bustomi pintar mencari ruang kosong, lugas dalam melakukan tekanan, memiliki stamina ‘badak’ dan umpan-umpan terukur nan akurat. Peran sentral Bustomi yang demikian baru ditemukan lagi pada tahun ini. Aksinya mengingatkan orang akan legenda Indonesia Bima Sakti dan pemain andalan Italia, Andrea Pirlo. Tanpa Bustomi, mungkin Indonesia akan kebobolan lebih dari dua gol dalam lima pertandingan terakhirnya.
Meskipun tidak menjadi pusat perhatian media, namun Bustomi jelas menjadi tumpuan rekan-rekannya di timnas. Bila permainannya terus stabil, Indonesia akan punya pemain andalan di masa depan untuk bersaing di level Asia. Majulah garudaku, majulah Bustomiku..!!

Ini adalah Fotonya.. ( bukan foto bustomi kecil tetapi foto bustomi yang sudah dewasa..:D )


Sabtu, 17 Desember 2011

Indonesian Premier League
Belum Apa-apa, Gunawan Dwi Cahyo 'Dikerjai' Arema
Headline
Pada laga yang berkesudahan dengan skor 2-1 untuk Arema. Terjadi sebuah kejadian unik di awal laga yang melibatkan salah satu punggawa Timnas Indonesia U-23 Gunawan Dwi Cahyo.

Di menit ke 12, Gunawan dikeluarkan oleh hakim garis dari lapangan hijau. Mengapa? Ternyata karena kostum yang digunakan berubah menjadi nama Legimin Raharjo. Ternyata sejak awal nomor punggung dan nama Gunawan yang melekat di kostum merah Arema adalah sebuah tempelan, yang ternyata mudah lepas dan langsung diketahui pengadil di atas lapangan.

Kostum yang digunakan Gunawan berubah menjadi bernomor punggung 24, yang juga digunakan Legimin. Padahal Gunawan sendiri seharusnya memakai kostum bernomor 23.

Kejadian itu cukup memalukan karena disambut tawa oleh ribuan penonton yang memenuhi Gajayana. Pemain yang cemerlang membela timnas U-23 itu dibikin malu di depan ribuan Aremania.

Proses penempelan terhadap kostum Gunawan itu mengambil waktu lama. Gunawan sendiri hanya terlihat geleng-geleng kepala sambil menyeringai tidak percaya di pinggir lapangan. Angka 4 di angka 24 itu akhirnya berhasil ditutup dengan secarik kain yang berisi angka 3.

Tak lama setelah Gunawan kembali merumput, anak asuh Milomir Seslija langsung tampil mengedor pertahanan PSMS Medan.

Gol-gol pada laga IPL itu sendiri dicetak oleh PSMS lebih dulu di menit 27 oleh Julio Cesar. Balasan Arema diciptakan Noh Alam Shah alias Along di menit 45 dan TA Musafri menit 56.

Rabu, 07 Desember 2011


Kiper Legendaris Jagokan Kurnia Meiga
Ferril Dennys | Caroline Damanik | Senin, 07 November 2011 | 13:31 WIB
Dibaca: 12432
|
Share:
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Kiper Timnas U-23, Kurnia Meiga
JAKARTA, KOMPAS.com - Nama-nama pemain skuad inti Timnas U-23 yang akan dipasang pelatih Rahmad Darmawan dalam laga pertama di ajang penyisihan SEA Games XXVI cabang sepak bola melawan Kamboja, Senin (7/11/2011), belum diumumkan. Begitu pula nama kiper yang akan menjaga gawang Timnas U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno nanti malam.
Namun, kiper legendaris Indonesia, Ronny Pasla, tidak perlu berpikir lama menentukan sosok yang ideal kiper "Garuda Muda". Menurutnya, Kurnia Meiga akan menjadi pilihan utama mengawal gawang Timnas U-23.
"Pasti Meiga," katanya di Kantor PSSI, Senin pagi.
Ronny yang berkiprah sekitar tahun 1960-an hingga awal 1970 itu menilai Meiga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan Andritany Ardhiyasa atau Rivki Deython Mokodompit. Mantan kiper yang dijuluki "Macan Tutul" itu mengatakan Meiga memiliki banyak keunggulan dibanding pilihan kiper lainnya.
"Postur dan responnya bagus. Untuk ukuran timnas U-23, dia memiliki pengalaman yang lebih baik. Kalau dibawa ke senior, dia memang susah," ungkap mantan pemain PSMS Medan dan Persija Jakarta itu.

Sabtu, 26 November 2011

afc cup


Persipura ke Liga Champions Asia, Arema ke AFC Cup
|
Share:
logo AFC
JAKARTA, KOMPAS.com - Federasi Sepak Bola Asia (AFC) akhirnya memperbolehkan Indonesia mengirim perwakilannya untuk mengikuti kompetisi Liga Champions Asia (ACL) dan AFC cup 2011-2012. Kesempatan ini diberikan usai sidang komite eksekutif AFC di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (23/11/2011).

AFC memberikan jatah kepada Persipura Jayapura ke play-off Liga Champions Asia 2011-2012 yang akan dimainkan 14-15 dan 21 Februari 2012. Sementara itu, Arema Indonesia mendapat slot langsung putaran grup AFC Cup 2011-12 yang akan bergulir 10-11 Maret 2012.

Situs resmi PSSI mencatat keputusan tersebut akhirnya disepakati berdasarkan penilaian terhadap hasil scoring club licensing requirement oleh AFC beberapa waktu yang lalu.

Di kesempatan lain, federasi sepakbola tertinggi dunia (FIFA) juga telah mengeluarkan daftar peringkat resmi negara anggotanya untuk bulan ini yang dirilis pada 23 November 2011, Indonesia kembali mengalami penurunan peringkat dengan duduk di posisi ke-144 dari 204 anggota. Bulan lalu, Indonesia masih bertengger di posisi ke-140.